15 September 2009

tenggelam bersama perahu kertas



10 jam non-stop saya membaca buku ini. buku terbaru dari salah satu penulis kesukaan saya, Dee Lestari. membaca buku ini membuat saya banyak berpikir dan merasakan. berpikir apa? merasakan apa? oke, begini ceritanya..
halaman-halaman pertama dari buku ini komentar saya adalah "kok kayak teenlit ya? tumben Dee bikin buku kayak gini"
mulai masuk bab 5 komentar saya adalah "oke... *sambil terdiam dan mulai serius membaca*"
mulai bab pertengahan saya mulai didera banyak emosi
selesai baca buku ini saya terdiam, tertegun, dan terkagum.
buku ini adalah buku yang mempermainkan emosi saya sebagai pembacanya secara gila-gilaan. saya dibuat tertawa, terharu, mengakak dan nangis sekejer-kejernya sampai akhirnya saya tersenyum bahagia akan ending dari buku ini.
cerita buku ini sangat simple namun sangat dalam. sarat akan emosi yang kuat dari semua karakternya. mirip komik serial cantik dari Jepang.
bahkan saya sampai kehabisan kata-kata untuk buku ini. jujur karena buku ini begitu simple. kenapa buku yang begitu simple ini bisa membuat saya kehabisan kata-kata dan nguras banyak emosi?
jawabnya adalah Dee memang talented writer. banyak buku bagus dengan cerita yang bagus pula, namun sedikit yang membuat saya tergakum akan emosi yangdikeluarkan oleh karakter. seolah-olah emosi itu keluar dari tubuh saya sendiri. HEBAT!

so far, buku yang bisa bikin saya seperti itu engga banyak, cuma



Oscar and The Lady in Pink by Eric Emmanuel Schmitt


Great Expectations by Charles Dickens


Tuesday with Morrie by Mitch Albom


dan pastinya,


Recto Verso by Dee


cuppps
.citra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar