21 Februari 2009

Adakah Makna Implisit dibalik TRIBUTE TO MUNIR?




halo, selamat malam.
kemarin, Jumat tanggal 20 februari 2009, seharusnya telah terselenggara sebuah acara musik yang diprakarsai oleh RTC UI dengan nama TRIBUTE TO MUNIR. sesuai dengan nama, acara ini memang bekerjasama dengan yayasan Munir untuk memberikan suatu apresiasi akan seorang Munir. kebetulan, project officiernya adalah sahabat baik saya, yaitu Dea (jolie). acara ini setau saya, memang telah tersusun dengan cukup rapih. bintang tamu yang mengisi acara ini pun setau saya juga, udah fixed. namun, H-5 yaitu hari senin, 16 feb 2009, sahabat saya ini dipanggil oleh rektorat dengan perihal acara TTM ini. ada apakah gerangan?

jadi, pihak UI (rektorat) mengakan bahwa UI tidak ingin acara ini terselenggara. NAHH LOOOHHH?!
ternyata usut punya usut, pihak UI pikir acara ini terlalu berbau politis.
segala sesuatu yang Berbau Munir dianggap terlalu sensitif dan oleh mereka acara ini dianggap sebagai PRO MUNIR.
mereka mengusulkan ke sahabat saya ini untuk mendelay acara ini sampai bulan Desember, yang kebetulan ada hari HAM sedunia *eh, sedua atau apa yaa?* dan jangan membawa-bawa atribut Munir karena seperti kata mereka "Perihal Munir itu sensitif" *udah kyk testpack aja ;p*

nahh, sebenernya yang jadi perhatian gue disini adalah...
Lho, memangnya kenapa klo emang kita pro Munir. apa yang salah dengan Munir?
hehehe
yah, tapi gue cukup mengerti sih, kenapa pihak UI begitu, diliat dari kasus Munir, memang riskan sekali jadi kita membawa-bawa atribut Munir.

speaking of Munir ya bo, sebenernya saya sendiri dulu engga terlalu mengenal Munir *maklum dulu waktu saya smp-sma, yang jadi perhatian saya adalah ROGER DANUARTA, bukan aktivis kemanusian seperti Beliau itu :D*
saya itu baru tau siapa itu Munir ketika berita pembunuhan beliau keluar di media. itupun belum langsung engeh siapa Munir. baru setelah saya masuk kuliah baru saya mulai "melek" tentang Munir.

Emang siapa sih Munir, Cit?
Munie Said Thalib a.k.a Munir adalah seorang aktivis HAM Indonesia yang selama ini dikenal sangat gigih memperjuangakan Hak Manusia. Munir itu dulunya adalah mahasiswa hukum Universitas Brawijawa, Malang. lahir tanggal 8 Desember 1965 *tanggal lahirnya sama kayak tanggal meninggalnya John Lennon* di Malang. Munir yang juga salah satu pendiri Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KONTRAS), dulunya sangat berperan ketika jatuhnya rezin Soeharto. beliau ketika itu membela para aktivis yang menjadi korban penculikan oleh TIM MAWAR dan KOPASSUS.
nah, dengan pekerjaan yang memang menurut saya menantang maut, kematian Munir memang sepertinya sudah ditunggu-tunggu dan direncakan oleh sebagian pihak. pihaknya yang mana itu, siapa tau?

nah, balik lagi ke acara tribute to Munir.
jujur saya pribadi sangat menyayangkan kenapa acara ini tidak boleh terlaksana.
karena, menurut saya, Munir adalah Pahlawan Modern. pahlawan yang secara terang-terangan jasanya terlihat, terbaca, dan terasa tanpa ada jalan yang dinamai oleh nama beliau.
dan mengapa kami *yang katanya* penerus BANGSA, tidak bisa memberikan apresiasi kami secara terang-terangan kepada siapa yang kami anggap pahlawan tanpa harus tersandung "isu politik" BANGSA?
mengapa selalu ada makna implisit dibalik kasus Munir?
katanya negara demokrasi, namun mengapresiasikan rasa bangga dan hormat kami terhadap Munir saja, masih harus tenggok kanan-kiri.
SUNGGUH DISAYANGKAN BUKAN?



cuppps
.citra

*beberapa fakta tentang munir saya ambil dari tempo interaktif dan wikipedia*

1 komentar:

  1. Ini pandangan saya pribadi tentang kasus pembunuhan Munir (yang katanya aktivis HAM). Ketika itu Presiden (Soeharto Alm.) pernah “mencaci” Munir Kira-kira begini: “Itu apa Orang kok jual negara?”
    Menurut saya itu merupakan indikasi yang perlu digarisbawahi dan ditelusuri mengapa seorang Presiden mengatakan seperti itu.
    OK, mari kita lihat kedaan saat itu. Munir kan berangkat ke Belanda untuk “ngomong” di depan forum Internasional tentang Keterpurukan HAM di Indonesia. Seandainya (baru seandainya lho) Munir tidak dibunuh dan berhasil “ngomong”. Apa yang akan terjadi di Indonesia?
    1. Investor asing pasti akan berpikir ulang ketika ingin berinvestasi di Indonesia.
    2. Hubungan diplomasi dengan negara lain juga akan renggang (otomatis).
    3. Indonesia akan dikucilkan Dunia Internasional.
    Ini hanya sebagian kecil saja (anda bisa berpikir apa yang terjadi selanjutnya). Dalam mempertahankan kekuasaan, adalah sah untuk melakukan itu demi keberlangsungan kehidupan Negara. Jadi itu menurut saya adalah tindakan preventif untuk mencegah kehancuran Negara.

    So mari kita lihat dari banyak sisi. Jangan dari satu sisi (kemanusiaan saja). Pendapat saya ini belum tentu benar, tapi juga mohon jangan menyalahkan.

    BalasHapus